BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Klasifikasi
Mad’u
Setiap manusia yang menjadi objek dakwah adalah
mad’u, yaitu pihak yang diseru kejalan Allah SWT . Klasifikasi mad’u merupakan sebuah proses
pengidentifikasian kelompok manusia dalam menerima kebenaran dakwah. Secara
mendasar, klasifikasi mad’u ini tidak ada hubungannya dengan memetak-metak atau
mengkastakan golongan manusia dengan manusia lainnya. Lebih dari itu
pengklasifikasian mad’u memiliki maksud tersendiri yakni untuk memperoleh
pengetahuan tentang karakter-karakter yang khas dimiliki oleh kelompok mad’u
tertentu yang tidak terdapat pada lainnya.Karena di Indonesia masyarakatny bersifat heterogen.
Objek yang diseru oleh dakwah adalah objek yang dinamis
yang menuntut perlakuan yang dinamis pula. Pengklasifikasian mad’u ini juga
sangat berguna untuk menentukan pilihan metode dakwah yang tepat sasaran
(efektif dan efesien).
B.
Pendapat
dan Sikap Da’i Terhadap Mad’u
Setiap
da’i harus mengetahui bahwa dalam mengajak pada kebaikan tidak selamanya akan
berhasil dan dapat diterima oleh setiap orang. Seorang da’i dalam proses
dakwahnya akan berhadapan dengan mad’u yang memiliki keunikan, karakter, dan
kepribadiannya masing-masing yang dipengaruhi oleh faktor psikologis ataupun
sosiokultural. Karena itulah krtika dakwah disampaikan, maka reaksi mad’u
terhadap pesan dakwah pun berbeda beda, ada yang menerima dengan senang hati
dan mengamalkannya, ada juga yang menerima namun tidak mengamalkannya dan ada
yang mengingkari dakwah secara keseluruhan.
Berikut
adalah klasidikasi mad’u berdasarkan sikap mereka terhadap ajakan da’i, yaitu
mukmin, kafir dan munafik. Klasifikasi ini didasarkan atas penerimaan atau
penolakaan mad’u terhadap ajakan da’i.
1. Mukmin
(orang-orang yang beriman)
Orang
mukmin adalah orang yang percaya akan
eksistensi Allah, karena Iman secara bahasa adalah percaya. Iman kepada Allah
bukan hanya sekedar diungkapkan di bibir, namun harus direalisasikan dalam
bentuk perbuatan. Menurut Utsman Najati, dalam Al Quran Allah banyak
menguraikan tingkah laku orang-orang mukmin, diantaranya:
- · “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya. barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu Telah sesat sejauh-jauhnya.” An Nisa 136
- · “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”Al Baqarah 277
- · “Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.” Al Imraan 114
- · "(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” Al Imraan 134
- “ (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.” Al Imraan 191
Dalam
membimbing mad’u yang memiliki keimanan yang sudah kuat, seperti kepribadian
ideal yang dikhendaki Al Quran di atas (golongan yang bersegera melaksanakan
kebajikan), maka sikap seorang da’i yang paling tepat adalah terus mengajak
mereka untuk terus menambah amal ibadah yang bersifat individu maupun sosial
dan memberikan motivasi agar mad’u tetap istiqomah dalam keimanan dan
menjalankan ajaran ajaran agama.
2. Kafir
Kata
kafir berasal dari akar kata kafara, yang berarti menutupi.
Prilaku
kufur tidak selamanya datang dari orang orang ateis, musyrik atau nonmuslim
lainnya, orang orang yang mengaku muslim pun bisa saja terjerumus kedalam
perilaku kufur dalam pengertiannya yang tertentu. Pengertian kufur seperti yang
disebutkan dalam Al Quran salah satu contohnya adalah,
- "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".Ibrahim 7
Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang
yang mengingkari nikmat nikmat Allah atau tidak berterimakasih atas segala yang
dianugerahkan kepadanya disebut kufur nikmat. Kufur dalam bentuk seperti ini
bisa saja terjadi terhadap orang orang yang beriman, karena pada hakikatnya
manusia bukan seperti para nabi yang makhsum.
Orang kafir (dalam pengertian ini)
diberi atribut dengan berbagai sifat utama yang menjadi corak mereka yang
merupakan ungkapan dari penyakit hati, seperti yang ada di dalam surat Al
Baqarah ayat 10
- “Dalam hati mereka ada penyakit (hati), lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”
Diantara
sifat sifat tersebut adalah:
1. Tidak
beriman kepada akidah tauhid, para rasul, hari kemudian, hari kebangkitan.
2. Menyembah
selain Allah SWT.
3. Memusuhi
orang beriman, zalim, suka mengajak pada kemunkaran.
4. Memutuskan
tali silaturahmi.
5. Ingkar
janji, sombong, mengikuti hawa nafsu.
6. Benci
dan dengki pada orang orang yang beriman
7. Hati
yang tertutup, taklid buta terhadap kepercayaan yang dibawa nenek moyang.
Dalam
menghadapi golongan ini, seorang da’i dituntut memiliki sikap sabar dan tidak
putus asa untuk menyeru mereka. Metode yang dapat dipakai oleh para da’i adalah
dengan mengadakan dialog antar-umat beragama, mencari persamaan atau titik temu
dalam ajaran ajaran yang bersidat universal, sehingga mereka dapat memandang
islam sebagai agama yang membawa berkah bagi seluruh makhluk (rahmatan li al-Alamin).
3. Munafik
Nifaq
adalah salah satu penyakit rohani dan orang yang memiliki sifat tersebut
disebut munafik. Dengan demikian, munafik ialah orang yang berpuran pura (lain
di mulut lain di hati). Sifat sifat yang menjadi ciri khas mereka dikemukakan
dalam Al Quran sebagai berikut:
- ·
“Apabila orang-orang munafik datang
kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar
Rasul Allah". dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar
Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafik itu
benar-benar orang pendusta.” QS al munafiqun ayat 1
- · “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka[364]. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya[365] (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali” QS An nissa
Berbagai
sifat orang orang munafik yang dikemukakan Al Quran memberikan gambaran yang
jelas tentang kepribadian seorang munafik. Dan cara cara menghadapi orang munafik adalah dengan tidak menjadikan
orang munafik sebagai pelindung, penolong dan pemimpin.
Klasifikasi
manusia dalam berbagai pola kepribadian tersebut merupakan upaya untuk
menjelaskan tentang manusia dan menginterpretasikan tingkah laku mereka.
Apabila dikatakan bahwa seseorang termasuk dalam suatu pola tertentu, maka
dengan mudah pribadi orang tersebut dapat diuraikan dan tingkah lakunya dapat
di interpretasikan. Keseluruhan reaksi mad’u dalam menerima seruan dakwah diatas
harus dihadapi dengan sabar dan tawakal oleh para da’i. Sikap para da’i hanya
berkewajiban menyampaikan apa yang telah ditetapkan Allah sedangkan reaksi
mad’u bukanlah merupakan tanggung jawab da’i. Mereka mau menerima atau tidak
merupakan tanggung jawab mereka sendiri dihadapan Allah SWT.
C. Situasi dan kondisi mad’u
1. Jenis
kelamin
Sasaran yang menyangkut kelompok
masyarakat dilihat dari jenis kelamin yang berupa golongan laki-laki, perempuan
dan sebagainya.
2. Tingkat
usia
Sasaran yang menyangkut masyarakat dilihat
dari tingkat usia yang berupa golongan anak-anak, remaja dan orang tua.
3. Pendidikan
Sasaran yang menyangkut masyarakat
dilihat dari tingkat pendidikan yang berupa golongan SD (sekolah dasar), SMP
(sekolah menengah pertama), SMA (sekolah menengah atas) dan sebagainya.
4. Perekonomian
Sasaran yang menyangkut masyarakat
dilihat dari tingkatan perekonomian yang berupa golongan orang kaya, menengah
dan miskin.
5. Pekerjaan
Sasaran yang menyangkut masyarakat
dilihat dari pekerjaan yang berupa golongan pedagang, petani, seniman, buruh
dan sebagainya.
6. Letak
geografis
Sasaran yang menyangkut masyarakat
dilihat dari letak geografis yang berupa golongan masyarakat pedesaan, kota
besar dan kota kecil serta masyarakat daerah marginal dari kota besar.
7. Tingkat
pemahaman dan pelaksanaan terhadap ajaran Islam
Sasaran yang menyangkut masyarakat
dilihat dari tingkatan pemahaman dan pelaksanaan terhadap ajaran Islam yang
berupa golongan periyai, abangan dan santri. Klasifikassi ini terutama terletak
dalam masyarakat jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar