BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Di era yang sudah modern dan globalisasi sekarang ini
perkembangan teknologi sudah semakin canggih, dan tentunya juga harus diimbangi
dengan keimanan dan ketaqwaan sehingga dapat bermanfaat, terutama untuk diri
sendiri. Jadi perkembangan media sekarang ini sudah sangat penting, apalagi sekarang
dengan sudah banyaknya bermunculan berbagai macam media elektronik maupun masa
yang dapat ditemukan di masyarakaat umum dengan mudah, tetapi hanya terdapat
beberapa media yang menggunakan landasan islam sebagai tujuan dibandingkan
dengan media-media umum tanpa melihat dari segi keislaman, padahal perkembangan
teknologi sekarang ini sudah global(mendunia), sehingga sangat disayangkan
sekali bagi Negara islam seperti Indonesia ini yang sebenarnya masih butuh pengetahuan
tentang agama. Oleh karena itu didalam makalah ini akan dibahas bagaimana cara
berdakwah dengan menggunakan media-media sebagai sarananya yang akan disajikan
dalam makalah yang berjudul: Media
dakwah dan perkembangan teknologi
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan media cetak,
media elektronik dan media seni budaya?
2. Apa
contoh media cetak, media elektronik dan media seni budaya?
3. Bagaimana
cara kegunaan media tersebut untuk dakwah?
1.3
Tujuan
Penulisan
Dengan membaca makalah
ini diharapkan pembaca dapat:
1. Memahami
pengertian media cetak, media elektronik dan media seni budaya.
2. Memahami
contoh-contoh media cetak, media elektronik dan media seni budaya.
3. Memahami
cara berdakwah dengan menggunakan media.
1.4
Manfaat
Penulisan
Dengan adanya makalah
ini dapat menambah ilmu pengetahuan untuk para pembaca dan penulis khususnya
untuk memperdalam bagaimana cara berdakwah yang baik dengan menggunakan
media-media masa, elektronik maupun seni yang sudah ada sekarang ini tanpa
mengurangi nilai-nilai yang terkandung dalam islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Media
berasal dari bahasa latin, median, yang merupakan bentuk jamak dari medium
secara bahasa yang berarti alat perantara. Secara spesifik, yang dimaksud media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan
isi pesan atau pengajaran seperti buku, film, video, kaset, slide dan
sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan media dakwah adalah suatu peralatan
yang digunakan produsen untuk menyampaikan materi-materi dakwah kepada si
penerima dakwah (konsumen), seperti contohnya majalah, televisi, kaset dll.[1]
Mengenai media dakwah, pada zaman
dahulu para da’i sangat menjaga etika
dan norma-norma pada saat berdakwah,
antara lain: media dakwah tidak boleh bertentangan dengan ajaran Al-Quran dan
sunnah, dalam berdakwah tidak menjurus pada hal-hal yang diharamkan oleh agama,
media relevan dengan situasi dan kondisi konteks dakwah, jelas dalam tahapan-tahapan penggunaannya, dan secara
fleksibel dapat digunakan dalam berbagai kondisi mad’u.[2]
2.1 MEDIA CETAK
Media
cetak (printed publications) adalah media untuk menyampaikan informasi melalui
tulisan yang tercetak. Media cetak merupakan media yang sudah lama dikenal dan
mudah dijumpai dimana-mana. Adapun yang termasuk dalam media cetak antara lain
seperti buku, surat kabar, majalah, buletin, brosur dll.
Melalui media cetak, ada beberapa
tujuan yang ingi diharapkan, yaitu:
·
1. Memotivasi tingkat
perhatian atau perilaku seseorang
·
2. Menyampaikan informasi
·
3. Memberikan instruksi
Adapun yang termasuk dalam media cetak
antara lain:
1. 1. Buku
Buku merupakan kumpulan
tulisan seseorang yang telah disusun sehingga seseorang dapat membacanya secara
sistematis apa yang diungkapkan oleh penulisnya. Keberadaan buku ditengah
masyarakat sangat besar peranannya. Dengan membaca buku seseorang dapat
memperoleh informasi, dengan membaca buku seseorang dapat memperoleh
pengetahuan dan wawasan tentang sesuatu dan dengan membaca buku seseorang dapat
belajar secara otodidak.
Para da’i atau ulama penulis cukup banyak yang
telah mengabdikan namanya dengan menulis dan mengarang buku atau kitab sebagai
kegiatan dakwahnya. Bahkan sampai sekarang kitab karya ulama terdahulu masih
tetap dikaji, seperti Imam Al-Ghazali menulis Ihya’ ‘Ulumuddin, Imam Nawawi menulis Riyadh Ash-Shalihin, dan lain-lain.
2. 2. Surat
Kabar
Surat kabar beredar
dimana-mana karena disamping harganya murah, beritanya juga up to date, dan memuat berbagai macam
jenis berita. Headline (pokok berita) membawa daya tarik terhadap surat kabar,
disamping berita-berita lainnya. Surat kabar cepat sekali peredarannya sebab
jika terlambat beritannya akan out of
date. Surat kabar mampu mengangkat berita-berita yang aktual dan juga up to
date.
Dakwah melalui surat
kabar cukup tepat dan cepat beredar keberbagai penjuru. Karena itu dakwah
melalui surat kabar sangat efektif dan efisien, yaitu dengan cara da’i menulis
rubrik disurat kabar tersebut, misalnya berkaitan dengan rubrik agama.
3. 3. Majalah
Majalah biasanya terbit
dalam bentuk buku dan terbit dalam waktu berkala, tergantung waktu terbitnya,
ada mingguan, tengah bulan, bulanan dan seterusnya.
Majalah mempunyai
fungsi, yaitu mentebarkan informasi yang dibawa oleh penerbitnya kepada khalayak.
Majalah biasanya memiliki ciri tertentu, ada yang khusus wanita, remaja,
pendidikan, keagamaan, teknologi, kesehatan, olahraga dsb. Sekalipun majalah
mempunyai ciri tersendiri tetapi majalah masih dapat difungsikan sebagai media
dakwah yaitu dengan jalan menyelipkan misi dakwah kedalam isinya, bagi majalah
yang bertema umum.[3]
2.2 MEDIA ELEKTRONIK
Secara umum media-media benda yang dapat
digunakan sebagai media dakwah dikelompokan pada:
A. Media
Visual
B. Media
Audio
C. Media
Audio Visual
A.
Media
visual
Media visual adalah
bahan-bahan atau alat yang dapat dioperasikan untuk kepentingan dakwah melalui
indera penglihatan. Perangkat media visual yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan dakwah adalah film slide, transparansi, overhead proyektor, gambar,
foto dsb.
1. Film
slide
Media film slide berupa rekaman gambar pada film
positif yang telah di program sedemikian rupa sehingga hasilnya sesuai dengan
apa yang telah di programkan. Pengoprasian film slide melalui proyektor film
slide yang kemudian gambarnya diproyeksikan pada screen (layar).
Adapun kelebihan film slide antara lain, mampu
menberikan gambaran yang cukup jelas kepada audiensi tentang informasi yang
disampaikan seorang juru dakwah, dapat dipakai berulang ulang sejauh programnya
sesuai dengan yang diinginkan.
Sedangkan kelemahan film slide adalah bahwa untuk
membuat program melalui film slide diperlukan kemampuan dalam bidang fotografi
dan grafis. Disamping itu, untuk mengoprasikan film slide diperlukan ruangan
khusus dengan menggunakanan aliran listrik.
2. Overhead
proyektor (OHP)
Perangkat keras yang dapat memproyeksikan program
kedalam screen dari program yang telah disisipkan melalui pelastik transparan. Perangkat
ini tepat sekali untuk menyampaikana pesan-pesan atau materi dakwah kepada
kalangan terbatas, baik sifat maupun tempatnya. Dengan menggunakan
trasnparansi, seorang da’i dapat secara langsung menggambarkan apa yang akan
dijelaskan atau mengoperasikan transparansi yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Program transparansi dapat disusun sehingga berpenampilan artistik dan menarik
perhatian.
Kelebihan menggunakan media OHP adalah program dapat
disusun sesuai dengan selera da’i dan apalagi jika diwarnai dengan seni grafis
yang menarik. Hal tersebut dapat mendukung kemudahan audiens dalam menangkap
informasi yang disampaikan da’i. Sedangkan kelemahannya adalah memerlukan
ruangan khusus yang beraliran listrik juga menuntut kreatifitas dai’i dalam
mengungkapkan informasi melalui seni grafis yang menarik.
3. Gambar
dan foto
Merupakan materi visual yang sering dijumpai dimana
mana. Keduanya sering dijadikan media iklan yang cukup menarik. Majalah, surat
kabar, spanduk dan baliho sering mnggunakan gambar dan foto sebagai media untuk
menarik konsumen. Begitupun dipinggir jalan ,banyak terpampang reklame atau
iklan berbagai produk melalui gambar-gambar besar.
Dalam perkembangannya, gambar dan foto dapat
dimanfaaatkan sebagai media dakwah. Dalam hal ini, gambar dan foto yang memuat
informasi atau pesan yang sesuai dengan materi dakwah. Adapun caranya yaitu dengan
menyusun gambar-gambar, foto-foto dan guntingan-guntingan gambar dalam sebuah
papan atau baliho yang dipasang pada tempat strategis. Dengan menggunakan media
tersebut, maka perhatian orang akan segera tertuju untuk melihat gambar
tersebut, membaca dan mengamati.
Kelebihan dakwah melalui gambvar dan foto adalah
kesesuaiannya antara dakwah dengan perkembangan situasi melalui pemberitaan
surat kabar ataupun majalah, serat keaslian situasi melalui pengambilan foto
langsung. Biaya tidak terlalu mahal dan dapat dilakukan kapan saja dengan tidak
bergantung kepada berkumpulnya komunikan. Kelemahannya antara lain seorang da’i
tidak dapat memonitor langsung keberhasilan dakwah, disamping itu juga menuntut
da’i untuk kreatif dan inovatif.
B.
Media
audio
Media audio dalam
dakwah adalah alat-alat yang dapat dioperasikan sebagai sarana penunjang
kegiatan dakwah yang ditangkap melalui indera pendengaran, contohnya seperti
telepon atau handphone. Dengan media audio komunikasi dapat berlangsung tanpa
batas jarak.
1. Radio
Pada tahun 1885 Gueglielmo Marconi yang lahir di
Bologna Italia, menemukan adanya gelombang elektro magnetik yang tidak tampak
oleh mata dan bergerak melalui udara dengan kecepatan suara. Gelombang tersebut
kemudian dimanfaatkan untuk mengirim tanda-tanda melintasi jarak jauh tanpa
harus melalui saluran kawat atau kabel. Lahirlah kemudian sebuah media yang
kemudian dikenal dengan nama radio.
Dalam melaksanakan dakwahnya, penggunaan radio
sangat efektif dan efisien. Melalui radio suara dapat dipancarkan ke berbagai
daerah yang jaraknya tidak terbatas. Jika dakwah dilakukan melalui siaran radio
dia akan mudah dan praktis, dengan demikian dakwah akan mampu menjangkau jarak
komunikan yang jauh dan tersebar.
Efektifitas dan efisiensi ini juga akan terdukung jika seorang da’I
mampu memodifikasi dakwah dalam metode
yang cocoko dengan situasi dan kondisi siaran, apakah melalui metode ceramah,
sandiwara radio, maupun melalui forom Tanya jawab.
2. Tape
recorder
Salah satu media elektronik yang berfungsi merekam suara
kedalam pita kaset dan dari pita kaset yang telah berisi rekaman suara dapat di
playback dalam bentuk suara. Tape recorder besar sekali peranannya dalam
kegiatan dakwah. Dengan menggunakan tape recoreder informasi yang disampaikan
seorang da’i dapt direkam secara utuh dan autentik dalam sevuah pita kaset dan
pada saat lain rekaman tersebut dapat di playback. Juga dengan pita kaset
tersebut rekaman dapat diproduksi dalam jumlah banyak sesuai dengan kebutuhan.
Dengan hasil reproduksi itu pula rekaman dapat disebarluaskan ke berbagai
penjuru yang diinginkan dan dapat disiarkan ulang melalui pemancar radio.
Kelebihan dakwah melalui tape recorder adalah biaya
yang murah dan dapat disiarkan ulang kapan saja sesuai kebutuhan. Seorang da’i
dengan menggunakan pita kaset juga dapat merekam program dakwahnya disuatu
tempat dan hasil rekamannya dapat disebarkan pada kesempatan lain dan
seterusnya. Disamping itu, engan rekaman pita kaset itu seorang da’I dapat
melakukan kreasi dan inovasi dalam menyusun rekaman pita kaset ke berbagai
bentuk serial, misalnya seri sandiwara, drama radio, ceramah, tanya jawab,
bahkan lagu-lagu religious dan lain-lain
C.
Media
audio visual
Media penyampaian
informasi yang dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio) secara
bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan dan informasi.
Adapun yang termasuk
dalam media audio visual adalah sebagai berikut:
1. Televisi
Merupakan media audio visual yang sangat efektif
dalam menyebarkan informasi kepada khalayak atau pemirsa. Televisi merupakan
media yang efektif untuk menyampaikan berbagai informasi, karena melalui
televisi pesan-pesan atau informasi dapat sampai kepada audiensi dengan
jangkauan yang sangat luas. Televisi juga sangat efektif untuk digunakan
sebagai media penyampaian pesan-pesan dakwah karena kemampuannya yang dapat
menjangkau daerah sangat luas. Program-program siarana dakwah yang dilakukan,
hendaknya mengenai sasaran objek dakwah dalam berbagai bidang sehingga sasaran
dakwah dapat meningkatkan pengetahuan dan aktifitas beragama melalui
program-program siaran yang disiarkan melalui televisi.
2. Film
atau sinetron
Film yang dimaksud adalah media informasi melalui
film suara sebagaimana diputar di gedung-gedung bioskop dan yang dapat
dioperasikan diluar gedung bioskop, sejauh tempatnya gelap.
Sedangkan sinetron adalah media informasi yang
menggunakan sinema elektronik. Jika film dan sinetron digunakan sebagai media
dakwah maka hal pertama yang harus di isi misi dakwah adalah naskahnya,
kemudian diikuti sekenario, shooting dan actingnya. Memang menbutuhkan
keseriusan dan waktu yang lama membuat film dan sinetron sebagai media dakwah,
karena disamping prosedur dan prosesnya lama dan harus professional juga
memerlukan biaya yang cukup besar.
Film dan sinetron sebagai media dakwah mempunyai
kelebihan antara lain dapat menjangkau berbagai kalangan. Disamping itu juga
dapat diputar ulang ditempat yang membutuhkan sesuai dengan situasi dan
kondisinya. Kelemahannya adalah biaya cukup mahal, prosedur pembuatannya cukup
panjang dan memerlukan keterlibatan berbagai pihak.
Contoh film sebagai media dakwah adalah, antara lain
The Messsage (Ar-risalah), Lion of the disert, Wlisongo, Fatahillah, Emak naik
haji dan lain-lain. Sedangkan sinetron
dakwah, antara lain Doaku harapanku, Lorong waktu, Doa membawa berkah
dan lan-lain.
3. Video
Media video dapat diklasifikasikan sebagai media
audio visual. Media ini juga dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan suara
(audio) secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan dan informasi kepada
khalayak. Walaupun bentuk fisiknya berbeda, media ini banyak memiliki kesamaan
dengan media film. Keduanya dapat menayangkan unsur gerak.
Video tapat sekali digunakan untuk kepentingan
dakwah, ia dapat memancarkan program dalam bentuk audio visual. Terlebih lagi,
program video dapat disusun sesuai selera da’i dan dapat disiarkan sesuai
dengan kebutuhan tanpa harus bergantung pada stasiun pusat. Kita dapat gunakan
media video sewaku-waktu untuk kepentingan dakwah.
Kelebihan dakwah menggunakan media video adalah
disamping menarik, program dan penyiarannya juga dapat disesuaikan dengan
keperluan dan kesempatan pemirsa. Biaya tidak terlalu mahal jika dibandingkan
dengan film. Sedangkan kelemahannya adalah pemilikan video belum menjangkau
kesegenap lapisan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang masih belum
akrab dengan media teknologi.[4]
2.3 MEDIA SENI DAN BUDAYA
Seni
adalah keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam manusia didorong oleh
kecenderungan seniman kepada yang indah. Dorongan tersebut merupakan naluri
manusia atau fitrah yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hambanya.
Kemampuan
berseni merupakan salah satu perbedaan manusia dengan mahluk lain. Jika
demikian islam pasti mendukung kesenian selama penampilannya lahir dan mendukung
fitrah manusia yang suci. Jika demikian merupakan suatu hal yang mustahil, bila
Allah yang menganugerahkan manusia potensi dan bakat untuk menikmati dan
mengekspresikan keindahan, kemudian Dia melarangnya.[5]
Tidak
keliru jika dikatakan bahwa inti dari segala uraian Al-Quran adalah
memperkenalkan keesaan Allah SWT. Ini terlihat sejak wahyu pertama Al-Quran,
ketika wahyu tersebut memerintahkan untuk membaca dengan nama Tuhan yang
diperkenalkannya sebagai maha pencipta, maha pemurah serta pengajar.
Pembatasan
seni pada masa Nabi dan Sahabat
Pada
masa Nabi dan sahabatnya warna kesenian islam tidak begitu tampak dengan jelas.
Bahkan terdengar adanya semacam pembatasan yang menghambat perkembangan
kesenian. Sebabnya pada masa Nabi dan sahabat proses penghayatan
nilai-nilai islam baru dimulai, bahkan
sebagian mereka baru dalam tahap upaya “membersihkan” gagasan-gagasan jahiliyah
yang telah meresap selama ini dalam benak dan jiwa masyarakat, sehingga kehati
hatian amat dipelukan baik dari Nabi sendiri sebagai pembimbing maupun dari
kaum muslim lainnya. Terdapat 2 macam seni yang sering kali dinyatakan
terlarang dalam islam:
1. Seni
lukis, pahat atau patung
Al-Quran secara tegas
dan dengan bahasa yang sangat jelas berbicara tentang patun pada tiga surat
Al-Quran:
·
Al-Anbiya 51-58
·
Al-Imraan 48-49
·
Al-Maidah 110
2. Seni
suara
Ada tiga ayat yang
dijadikan alasan oleh sementara ulama untuk melarang paling sedikit dalam arti
“memakruhkan” nyanyian(suara), yaitu:[6]
·
Al-Isra 64
·
Al-Najm 59-61
·
Luqman 6
Adapun contoh dari dakwah sebagai media
seni dan budaya adalah seperti:
1. Wayang
kulit
2. Lukisan
kaligrafi
3. Baju
Muslim
4. Lagu
atau shalawat
2.4
MEDIA
ORGANISASI/LEMBAGA
Organisasi
dan lembaga juga merupakan salah satu contoh dari sebuah media yang dapat di
jadikan sebagai sarana berdakwah dalam lingkungan masyarakat, sehingga jika
dapat difungsikan dengan baik maka dari sanalah bisa muncul kader-kader penerus
bangsa yang bermutu baik dari segi ilmu pengetahuan maupun akhlaq.
Berikut
adalah beberapa contoh dari media organisasi/ lembaga:
1. Sekolah/Univesitas
Sekolah
(SD-SMP-SMA/SMK) – Universitas, merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat
penting, karena dari sanalah kita bisa mendapatkan berbagai macam ilmu untuk
wawasan dan kehidupan, tapi sekarang sudah banyak sekolah-sekolah dan
universitas yang berdiri berlandaskan islam sekaligus untuk sarana berdakwah
bagi para guru dan dosennya. Hal ini sangat positif jika di lihat dari kondisi
sekarang dimana semakin buruknya akhlaq para pemuda bangsa ini, tidak sedikit
dari mereka yang sudah terjerumus kedalam pintu kemaksiatan.
2. Pesantren
Pesantren juga
merupakan salah satu lembaga pendidikan selain sekolah yang dibuat dengan
tujuan agar para santrinya memiliki akhlaq yang baik sebagaimana yang telah
dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW, bahkan sekarang sudah banyak pesantren yang
berdiri di berbagai provinsi di Indonesia. Perbedaannya pesantren lebih
mengutamakan ilmu agama disbanding dengan sekolah biasa meskipun disana juga
mendapatkan pelajaran-pelajaran umum.
3. Majelis-majelis
ilmu
Merupakan lembaga atau
organisasi informal yang biasanya hanya terdapat di tempat-tempat tertentu saja
yang mempelajari islam secara mendalam, tetapi dalam perkembangannya sudah
semakin pesat. Dampak positifnya diantaranya adalah dapat ilmu yang bermanfaat,
bertambahnya nilai-nilai islam dalam diri seseorang, sedangkan dampak
negatifnya adalah membuat seseorang menjadi fanatik, ilmu yang lain diabaikan,
adanya aliran atau paham yang berbeda dari ajaran islam.
[1] Drs. Samsul Munir Amin, M, ilmu dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, hlm
113
[2] H.Tata Sukayat, M.Ag,
Quantun dakwah, Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2009, hal 84
[3] Drs. Samsul Munir Amin, M, ilmu dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, hlm
122-125
[4] Drs. Samsul Munir Amin, M, ilmu dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, Hal
116-122
[5] M. Quraish Shihab, wawasan Al-Quran, Bandung: Mizan, 1996, Hal 385-386
[6] M. Quraish Shihab, wawasan Al-Quran, Bandung: Mizan, 1996 Hal 390-396
Penutup.
BalasHapusKesimpulan, sama sarannya gk ada ya mas