BLOG DALAM MASA PERBAIKAN!!

Kamis, 07 November 2013

makalah media dakwah dan perkembangan teknologi



BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar belakang
Di era yang sudah modern dan globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi sudah semakin canggih, dan tentunya juga harus diimbangi dengan keimanan dan ketaqwaan sehingga dapat bermanfaat, terutama untuk diri sendiri. Jadi perkembangan media sekarang ini sudah sangat penting, apalagi sekarang dengan sudah banyaknya bermunculan berbagai macam media elektronik maupun masa yang dapat ditemukan di masyarakaat umum dengan mudah, tetapi hanya terdapat beberapa media yang menggunakan landasan islam sebagai tujuan dibandingkan dengan media-media umum tanpa melihat dari segi keislaman, padahal perkembangan teknologi sekarang ini sudah global(mendunia), sehingga sangat disayangkan sekali bagi Negara islam seperti Indonesia ini yang sebenarnya masih butuh pengetahuan tentang agama. Oleh karena itu didalam makalah ini akan dibahas bagaimana cara berdakwah dengan menggunakan media-media sebagai sarananya yang akan disajikan dalam makalah yang berjudul: Media dakwah dan perkembangan teknologi

1.2              Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan media cetak, media elektronik dan media seni budaya?
2.      Apa contoh media cetak, media elektronik dan media seni budaya?
3.      Bagaimana cara kegunaan media tersebut untuk dakwah?

1.3              Tujuan Penulisan
Dengan membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat:
1.      Memahami pengertian media cetak, media elektronik dan media seni budaya.
2.      Memahami contoh-contoh media cetak, media elektronik dan media seni budaya.
3.      Memahami cara berdakwah dengan menggunakan media.

1.4              Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan untuk para pembaca dan penulis khususnya untuk memperdalam bagaimana cara berdakwah yang baik dengan menggunakan media-media masa, elektronik maupun seni yang sudah ada sekarang ini tanpa mengurangi nilai-nilai yang terkandung dalam islam.




BAB II
PEMBAHASAN

          Media berasal dari bahasa latin, median, yang merupakan bentuk jamak dari medium secara bahasa yang berarti alat perantara. Secara spesifik, yang dimaksud  media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran seperti buku, film, video, kaset, slide dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan media dakwah adalah suatu peralatan yang digunakan produsen untuk menyampaikan materi-materi dakwah kepada si penerima dakwah (konsumen), seperti contohnya majalah, televisi, kaset dll.[1]
            Mengenai media dakwah, pada zaman dahulu para da’i sangat  menjaga etika dan  norma-norma pada saat berdakwah, antara lain: media dakwah tidak boleh bertentangan dengan ajaran Al-Quran dan sunnah, dalam berdakwah tidak menjurus pada hal-hal yang diharamkan oleh agama, media relevan dengan situasi dan kondisi konteks dakwah, jelas dalam  tahapan-tahapan penggunaannya, dan secara fleksibel dapat digunakan dalam berbagai kondisi mad’u.[2]

2.1  MEDIA CETAK
            Media cetak (printed publications) adalah media untuk menyampaikan informasi melalui tulisan yang tercetak. Media cetak merupakan media yang sudah lama dikenal dan mudah dijumpai dimana-mana. Adapun yang termasuk dalam media cetak antara lain seperti buku, surat kabar, majalah, buletin, brosur dll.
            Melalui media cetak, ada beberapa tujuan yang ingi diharapkan, yaitu:
·         1. Memotivasi tingkat perhatian atau perilaku seseorang
·         2. Menyampaikan informasi
·         3. Memberikan instruksi


Adapun yang termasuk dalam media cetak antara lain:
1.     1.  Buku
Buku merupakan kumpulan tulisan seseorang yang telah disusun sehingga seseorang dapat membacanya secara sistematis apa yang diungkapkan oleh penulisnya. Keberadaan buku ditengah masyarakat sangat besar peranannya. Dengan membaca buku seseorang dapat memperoleh informasi, dengan membaca buku seseorang dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan tentang sesuatu dan dengan membaca buku seseorang dapat belajar secara otodidak.
 Para da’i atau ulama penulis cukup banyak yang telah mengabdikan namanya dengan menulis dan mengarang buku atau kitab sebagai kegiatan dakwahnya. Bahkan sampai sekarang kitab karya ulama terdahulu masih tetap dikaji, seperti Imam Al-Ghazali menulis Ihya’ ‘Ulumuddin, Imam Nawawi menulis Riyadh Ash-Shalihin, dan lain-lain.

2.      2. Surat Kabar
Surat kabar beredar dimana-mana karena disamping harganya murah, beritanya juga up to date, dan memuat berbagai macam jenis berita. Headline (pokok berita) membawa daya tarik terhadap surat kabar, disamping berita-berita lainnya. Surat kabar cepat sekali peredarannya sebab jika terlambat beritannya akan out of date. Surat kabar mampu mengangkat berita-berita yang aktual dan juga up to date.
Dakwah melalui surat kabar cukup tepat dan cepat beredar keberbagai penjuru. Karena itu dakwah melalui surat kabar sangat efektif dan efisien, yaitu dengan cara da’i menulis rubrik disurat kabar tersebut, misalnya berkaitan dengan rubrik agama.

3.      3. Majalah
Majalah biasanya terbit dalam bentuk buku dan terbit dalam waktu berkala, tergantung waktu terbitnya, ada mingguan, tengah bulan, bulanan dan seterusnya.
Majalah mempunyai fungsi, yaitu mentebarkan informasi yang dibawa oleh penerbitnya kepada khalayak. Majalah biasanya memiliki ciri tertentu, ada yang khusus wanita, remaja, pendidikan, keagamaan, teknologi, kesehatan, olahraga dsb. Sekalipun majalah mempunyai ciri tersendiri tetapi majalah masih dapat difungsikan sebagai media dakwah yaitu dengan jalan menyelipkan misi dakwah kedalam isinya, bagi majalah yang bertema umum.[3]


2.2  MEDIA ELEKTRONIK
Secara umum media-media benda yang dapat digunakan sebagai media dakwah dikelompokan pada:
A.    Media Visual
B.     Media Audio
C.     Media Audio Visual

A.    Media visual
Media visual adalah bahan-bahan atau alat yang dapat dioperasikan untuk kepentingan dakwah melalui indera penglihatan. Perangkat media visual yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah adalah film slide, transparansi, overhead proyektor, gambar, foto dsb.

1.      Film slide
Media film slide berupa rekaman gambar pada film positif yang telah di program sedemikian rupa sehingga hasilnya sesuai dengan apa yang telah di programkan. Pengoprasian film slide melalui proyektor film slide yang kemudian gambarnya diproyeksikan pada screen (layar).
Adapun kelebihan film slide antara lain, mampu menberikan gambaran yang cukup jelas kepada audiensi tentang informasi yang disampaikan seorang juru dakwah, dapat dipakai berulang ulang sejauh programnya sesuai dengan yang diinginkan.
Sedangkan kelemahan film slide adalah bahwa untuk membuat program melalui film slide diperlukan kemampuan dalam bidang fotografi dan grafis. Disamping itu, untuk mengoprasikan film slide diperlukan ruangan khusus dengan menggunakanan aliran listrik.

2.      Overhead proyektor (OHP)
Perangkat keras yang dapat memproyeksikan program kedalam screen dari program yang telah disisipkan melalui pelastik transparan. Perangkat ini tepat sekali untuk menyampaikana pesan-pesan atau materi dakwah kepada kalangan terbatas, baik sifat maupun tempatnya. Dengan menggunakan trasnparansi, seorang da’i dapat secara langsung menggambarkan apa yang akan dijelaskan atau mengoperasikan transparansi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Program transparansi dapat disusun sehingga berpenampilan artistik dan menarik perhatian.
Kelebihan menggunakan media OHP adalah program dapat disusun sesuai dengan selera da’i dan apalagi jika diwarnai dengan seni grafis yang menarik. Hal tersebut dapat mendukung kemudahan audiens dalam menangkap informasi yang disampaikan da’i. Sedangkan kelemahannya adalah memerlukan ruangan khusus yang beraliran listrik juga menuntut kreatifitas dai’i dalam mengungkapkan informasi melalui seni grafis yang menarik.

3.      Gambar dan foto
Merupakan materi visual yang sering dijumpai dimana mana. Keduanya sering dijadikan media iklan yang cukup menarik. Majalah, surat kabar, spanduk dan baliho sering mnggunakan gambar dan foto sebagai media untuk menarik konsumen. Begitupun dipinggir jalan ,banyak terpampang reklame atau iklan berbagai produk melalui gambar-gambar besar.
Dalam perkembangannya, gambar dan foto dapat dimanfaaatkan sebagai media dakwah. Dalam hal ini, gambar dan foto yang memuat informasi atau pesan yang sesuai dengan materi dakwah. Adapun caranya yaitu dengan menyusun gambar-gambar, foto-foto dan guntingan-guntingan gambar dalam sebuah papan atau baliho yang dipasang pada tempat strategis. Dengan menggunakan media tersebut, maka perhatian orang akan segera tertuju untuk melihat gambar tersebut, membaca dan mengamati.
Kelebihan dakwah melalui gambvar dan foto adalah kesesuaiannya antara dakwah dengan perkembangan situasi melalui pemberitaan surat kabar ataupun majalah, serat keaslian situasi melalui pengambilan foto langsung. Biaya tidak terlalu mahal dan dapat dilakukan kapan saja dengan tidak bergantung kepada berkumpulnya komunikan. Kelemahannya antara lain seorang da’i tidak dapat memonitor langsung keberhasilan dakwah, disamping itu juga menuntut da’i untuk kreatif dan inovatif.



B.     Media audio
Media audio dalam dakwah adalah alat-alat yang dapat dioperasikan sebagai sarana penunjang kegiatan dakwah yang ditangkap melalui indera pendengaran, contohnya seperti telepon atau handphone. Dengan media audio komunikasi dapat berlangsung tanpa batas jarak.

  1.      Radio
Pada tahun 1885 Gueglielmo Marconi yang lahir di Bologna Italia, menemukan adanya gelombang elektro magnetik yang tidak tampak oleh mata dan bergerak melalui udara dengan kecepatan suara. Gelombang tersebut kemudian dimanfaatkan untuk mengirim tanda-tanda melintasi jarak jauh tanpa harus melalui saluran kawat atau kabel. Lahirlah kemudian sebuah media yang kemudian dikenal dengan nama radio.
Dalam melaksanakan dakwahnya, penggunaan radio sangat efektif dan efisien. Melalui radio suara dapat dipancarkan ke berbagai daerah yang jaraknya tidak terbatas. Jika dakwah dilakukan melalui siaran radio dia akan mudah dan praktis, dengan demikian dakwah akan mampu menjangkau jarak komunikan yang jauh dan tersebar.  Efektifitas dan efisiensi ini juga akan terdukung jika seorang da’I mampu memodifikasi  dakwah dalam metode yang cocoko dengan situasi dan kondisi siaran, apakah melalui metode ceramah, sandiwara radio, maupun melalui forom Tanya jawab.

2.      Tape recorder
Salah satu media elektronik yang berfungsi merekam suara kedalam pita kaset dan dari pita kaset yang telah berisi rekaman suara dapat di playback dalam bentuk suara. Tape recorder besar sekali peranannya dalam kegiatan dakwah. Dengan menggunakan tape recoreder informasi yang disampaikan seorang da’i dapt direkam secara utuh dan autentik dalam sevuah pita kaset dan pada saat lain rekaman tersebut dapat di playback. Juga dengan pita kaset tersebut rekaman dapat diproduksi dalam jumlah banyak sesuai dengan kebutuhan. Dengan hasil reproduksi itu pula rekaman dapat disebarluaskan ke berbagai penjuru yang diinginkan dan dapat disiarkan ulang melalui pemancar radio.
Kelebihan dakwah melalui tape recorder adalah biaya yang murah dan dapat disiarkan ulang kapan saja sesuai kebutuhan. Seorang da’i dengan menggunakan pita kaset juga dapat merekam program dakwahnya disuatu tempat dan hasil rekamannya dapat disebarkan pada kesempatan lain dan seterusnya. Disamping itu, engan rekaman pita kaset itu seorang da’I dapat melakukan kreasi dan inovasi dalam menyusun rekaman pita kaset ke berbagai bentuk serial, misalnya seri sandiwara, drama radio, ceramah, tanya jawab, bahkan lagu-lagu religious dan lain-lain


C.    Media audio visual
Media penyampaian informasi yang dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio) secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan dan informasi.
Adapun yang termasuk dalam media audio visual adalah sebagai berikut:

1.      Televisi
Merupakan media audio visual yang sangat efektif dalam menyebarkan informasi kepada khalayak atau pemirsa. Televisi merupakan media yang efektif untuk menyampaikan berbagai informasi, karena melalui televisi pesan-pesan atau informasi dapat sampai kepada audiensi dengan jangkauan yang sangat luas. Televisi juga sangat efektif untuk digunakan sebagai media penyampaian pesan-pesan dakwah karena kemampuannya yang dapat menjangkau daerah sangat luas. Program-program siarana dakwah yang dilakukan, hendaknya mengenai sasaran objek dakwah dalam berbagai bidang sehingga sasaran dakwah dapat meningkatkan pengetahuan dan aktifitas beragama melalui program-program siaran yang disiarkan melalui televisi.
2.      Film atau sinetron
Film yang dimaksud adalah media informasi melalui film suara sebagaimana diputar di gedung-gedung bioskop dan yang dapat dioperasikan diluar gedung bioskop, sejauh tempatnya gelap.
Sedangkan sinetron adalah media informasi yang menggunakan sinema elektronik. Jika film dan sinetron digunakan sebagai media dakwah maka hal pertama yang harus di isi misi dakwah adalah naskahnya, kemudian diikuti sekenario, shooting dan actingnya. Memang menbutuhkan keseriusan dan waktu yang lama membuat film dan sinetron sebagai media dakwah, karena disamping prosedur dan prosesnya lama dan harus professional juga memerlukan biaya yang cukup besar.
Film dan sinetron sebagai media dakwah mempunyai kelebihan antara lain dapat menjangkau berbagai kalangan. Disamping itu juga dapat diputar ulang ditempat yang membutuhkan sesuai dengan situasi dan kondisinya. Kelemahannya adalah biaya cukup mahal, prosedur pembuatannya cukup panjang dan memerlukan keterlibatan berbagai pihak.
Contoh film sebagai media dakwah adalah, antara lain The Messsage (Ar-risalah), Lion of the disert, Wlisongo, Fatahillah, Emak naik haji dan lain-lain. Sedangkan sinetron  dakwah, antara lain Doaku harapanku, Lorong waktu, Doa membawa berkah dan lan-lain.
 3.      Video
Media video dapat diklasifikasikan sebagai media audio visual. Media ini juga dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio) secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan dan informasi kepada khalayak. Walaupun bentuk fisiknya berbeda, media ini banyak memiliki kesamaan dengan media film. Keduanya dapat menayangkan unsur gerak.
Video tapat sekali digunakan untuk kepentingan dakwah, ia dapat memancarkan program dalam bentuk audio visual. Terlebih lagi, program video dapat disusun sesuai selera da’i dan dapat disiarkan sesuai dengan kebutuhan tanpa harus bergantung pada stasiun pusat. Kita dapat gunakan media video sewaku-waktu untuk kepentingan dakwah.
Kelebihan dakwah menggunakan media video adalah disamping menarik, program dan penyiarannya juga dapat disesuaikan dengan keperluan dan kesempatan pemirsa. Biaya tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan film. Sedangkan kelemahannya adalah pemilikan video belum menjangkau kesegenap lapisan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang masih belum akrab dengan media teknologi.[4]


2.3  MEDIA SENI DAN BUDAYA
            Seni adalah keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia atau fitrah yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hambanya.
Kemampuan berseni merupakan salah satu perbedaan manusia dengan mahluk lain. Jika demikian islam pasti mendukung kesenian selama penampilannya lahir dan mendukung fitrah manusia yang suci. Jika demikian merupakan suatu hal yang mustahil, bila Allah yang menganugerahkan manusia potensi dan bakat untuk menikmati dan mengekspresikan keindahan, kemudian Dia melarangnya.[5]
Tidak keliru jika dikatakan bahwa inti dari segala uraian Al-Quran adalah memperkenalkan keesaan Allah SWT. Ini terlihat sejak wahyu pertama Al-Quran, ketika wahyu tersebut memerintahkan untuk membaca dengan nama Tuhan yang diperkenalkannya sebagai maha pencipta, maha pemurah serta pengajar.


Pembatasan seni pada masa Nabi dan Sahabat
            Pada masa Nabi dan sahabatnya warna kesenian islam tidak begitu tampak dengan jelas. Bahkan terdengar adanya semacam pembatasan yang menghambat perkembangan kesenian. Sebabnya pada masa Nabi dan sahabat proses penghayatan nilai-nilai  islam baru dimulai, bahkan sebagian mereka baru dalam tahap upaya “membersihkan” gagasan-gagasan jahiliyah yang telah meresap selama ini dalam benak dan jiwa masyarakat, sehingga kehati hatian amat dipelukan baik dari Nabi sendiri sebagai pembimbing maupun dari kaum muslim lainnya. Terdapat 2 macam seni yang sering kali dinyatakan terlarang dalam islam:

1.      Seni lukis, pahat atau patung
Al-Quran secara tegas dan dengan bahasa yang sangat jelas berbicara tentang patun pada tiga surat Al-Quran:
·         Al-Anbiya 51-58
·         Al-Imraan 48-49
·         Al-Maidah 110
2.      Seni suara
Ada tiga ayat yang dijadikan alasan oleh sementara ulama untuk melarang paling sedikit dalam arti “memakruhkan” nyanyian(suara), yaitu:[6]
·         Al-Isra 64
·         Al-Najm 59-61
·         Luqman 6

Adapun contoh dari dakwah sebagai media seni dan budaya adalah seperti:
1.      Wayang kulit
2.      Lukisan kaligrafi
3.      Baju Muslim
4.      Lagu atau shalawat

 

2.4           MEDIA ORGANISASI/LEMBAGA

Organisasi dan lembaga juga merupakan salah satu contoh dari sebuah media yang dapat di jadikan sebagai sarana berdakwah dalam lingkungan masyarakat, sehingga jika dapat difungsikan dengan baik maka dari sanalah bisa muncul kader-kader penerus bangsa yang bermutu baik dari segi ilmu pengetahuan maupun akhlaq.
Berikut adalah beberapa contoh dari media organisasi/ lembaga:
1.      Sekolah/Univesitas
Sekolah (SD-SMP-SMA/SMK) – Universitas, merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting, karena dari sanalah kita bisa mendapatkan berbagai macam ilmu untuk wawasan dan kehidupan, tapi sekarang sudah banyak sekolah-sekolah dan universitas yang berdiri berlandaskan islam sekaligus untuk sarana berdakwah bagi para guru dan dosennya. Hal ini sangat positif jika di lihat dari kondisi sekarang dimana semakin buruknya akhlaq para pemuda bangsa ini, tidak sedikit dari mereka yang sudah terjerumus kedalam pintu kemaksiatan.
2.      Pesantren
Pesantren juga merupakan salah satu lembaga pendidikan selain sekolah yang dibuat dengan tujuan agar para santrinya memiliki akhlaq yang baik sebagaimana yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW, bahkan sekarang sudah banyak pesantren yang berdiri di berbagai provinsi di Indonesia. Perbedaannya pesantren lebih mengutamakan ilmu agama disbanding dengan sekolah biasa meskipun disana juga mendapatkan pelajaran-pelajaran umum.
3.      Majelis-majelis ilmu
Merupakan lembaga atau organisasi informal yang biasanya hanya terdapat di tempat-tempat tertentu saja yang mempelajari islam secara mendalam, tetapi dalam perkembangannya sudah semakin pesat. Dampak positifnya diantaranya adalah dapat ilmu yang bermanfaat, bertambahnya nilai-nilai islam dalam diri seseorang, sedangkan dampak negatifnya adalah membuat seseorang menjadi fanatik, ilmu yang lain diabaikan, adanya aliran atau paham yang berbeda dari ajaran islam.


[1]  Drs. Samsul Munir Amin, M, ilmu dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, hlm 113
[2] H.Tata Sukayat, M.Ag, Quantun dakwah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009, hal 84
[3]  Drs. Samsul Munir Amin, M, ilmu dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, hlm 122-125
[4]  Drs. Samsul Munir Amin, M, ilmu dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, Hal 116-122                                                            
[5]  M. Quraish Shihab, wawasan Al-Quran, Bandung: Mizan, 1996, Hal 385-386
[6]  M. Quraish Shihab, wawasan Al-Quran, Bandung: Mizan, 1996 Hal 390-396

1 komentar: