BLOG DALAM MASA PERBAIKAN!!

Selasa, 28 Januari 2014

Abu Nawas Merayu Tuhan



Abu Nawas sebenarnya adalah seorang ulama yang alim. Tak begitu mengherankan jika Abu Nawas mempunyai murid yang tidak sedikit. Di antara sekian banyak muridnya, ada satu orang yang hampir selalu menanyakan mengapa Abu Nawas mengatakan begini dan begitu. Suatu ketika ada tiga orang tamu bertanya kepada Abu Nawas dengan pertanyaan yang sama. Orang pertama mulai bertanya.
“Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
“Orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil.” jawab Abu Nawas.
“Mengapa?” kata orang pertama.
“Sebab lebih mudah diampuni oleh Tuhan.” kata Abu Nawas.
Orang pertama puas karena ia memang yakin begitu.
Orang kedua bertanya dengan pertanyaan yang sama.
“Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
“Orang yang tidak mengerjakan keduanya.” jawab Abu Nawas.
“Mengapa?” kata orang kedua.
“Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu tidak memerlukan pengampunan dari Tuhan.” kata Abu Nawas.
Orang kedua langsung bisa mencerna jawaban Abu Nawas.
Orang ketiga juga bertanya dengan pertanyaan yang sama.
“Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
“Orang yang mengerjakan dosa-dosa besar.” jawab Abu Nawas.
“Mengapa?” kata orang ketiga.
“Sebab pengampunan Allah kepada hambaNya sebanding dengan besarnya dosa hamba itu.” jawab Abu Nawas. Orang ketiga menerima alasan Abu Nawas. Kemudian ketiga orang itu pulang dengan perasaan puas.
Karena belum mengerti seorang murid Abu Nawas bertanya.
“Mengapa dengan pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda?”
“Manusia dibagi tiga tingkatan. Tingkatan mata, tingkatan otak, dan tingkatan hati.”
“Apakah tingkatan mata itu?” tanya murid Abu Nawas.
“Anak kecil yang melihat bintang di langit. Ia mengatakan bintang itu kecil karena ia hanya menggunakan mata.” jawab Abun Nawas mengandaikan.
“Apakah tingkatan otak itu?” tanya murid Abu Nawas.
“Orang pandai yang melihat bintang di langit. Ia mengatakan bintang itu besar karena ia berpengetahuan.” jawab Abu Nawas.
“Lalu apakah tingkatan hati itu?” tanya murid Abu Nawas.
“Orang pandai dan mengerti yang melihat bintang di langit. Ia tetap mengatakan bintang itu kecil walaupun ia tahu bintang itu besar. Karena bagi orang yang mengerti tidak ada sesuatu apapun yang besar jika dibandingkan dengan keMaha-Besaran Allah.”
Kini murid Abu Nawas mulai mengerti mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda.
Ia bertanya lagi.
“Wahai guru, mungkinkah manusia bisa menipu Tuhan?”
“Mungkin.” jawab Abu Nawas.
“Bagaimana caranya?” tanya murid Abu Nawas ingin tahu.
“Dengan merayuNya melalui pujian dan doa.” kata Abu Nawas.
“Ajarkanlah doa itu padaku wahai guru.” pinta murid Abu Nawas.
“Doa itu adalah : Ilahi lastu lil firdausi ahla, wala aqwa’alan naril jahimi, fahabi taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafiruz dzanbil ‘adhimi.”
arti doa itu adalah: Wahai Tuhanku, aku ini tidak pantas menjadi penghuni surga, tetapi aku tidak akan kuat terhadap panasnya api neraka. Oleh sebab itu terimalah tobatku serta ampunilah dosa-dosaku. Karena sesungguhnya Engkaulah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar.

CINTA ALI BIN ABI THALIB DAN FATIMAH AZ-ZAHRA



Cinta Ali dan Fatimah luar biasa indah, terjaga kerahasiaanya dalam sikap, ekspresi, dan kata, hingga akhirnya Allah menyatukan mereka dalam suatu pernikahan. Konon saking rahasianya, setan saja tidak tahu menahu soal cinta di antara mereka.
Ali terpesona pada Fatimah sejak lama, disebabkan oleh kesantunan, ibadah, kecekatan kerja, dan paras putri kesayangan Rasulullah Saw. itu. Ia pernah tertohok dua kali saat Abu Bakar dan Umar ibn Khattab melamar Fatimah sementara dirinya belum siap untuk melakukannya. Namun kesabarannya berbuah manis, lamaran kedua orang sahabat yang tak diragukan lagi kesholehannya tersebut ternyata ditolak Rasulullah Saw. Akhirnya Ali memberanikan diri. Dan ternyata lamarannya kepada Fatimah yang hanya bermodal baju besi diterima.
Di sisi lain, Fatimah ternyata telah memendam cintanya kepada Ali sejak lama. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah kedua menikah, Fatimah berkata kepada Ali: “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya”. Ali pun bertanya mengapa ia tetap mau menikah dengannya, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya. Sambil tersenyum Fathimah menjawab, “Pemuda itu adalah dirimu”

Kamis, 23 Januari 2014

Surat Cinta dari Allah SWT

Ia adalah putih suci dalam hitam, petunjuk dalam kegelapan, penerang dalam hati, obat dalam kesusahan, dan mengenalnya bernilai ibadah. Namun sudahkan kita mengenal Ia lebih jauh? sudahkah kita mengenal Ia lebih dalam? sudahkah kita menjadikannya teman di setiap hari? sudahkah kita merawatnya? sudahkah kita meninggikannya? padahal itu semua merupakan anugerah yang tak ternilai harganya dari Sesuatu yang telah menciptakanmu (manusia) dengan tujuan agar kita semua manusia selamat dalam menjalani hidup di dunia ini yang penuh dengan cobaan, rintangan, godaan dan tentu juga agar selamat di akhirat kelak yang kehidupannya kekal abadi. Namun selama ini sudahkah kita sadar dengan semua itu? Ia bernama Al-Qur'an karim'.
Didalamnya terdiri dari 6236 ayat yang terdapat dalam 114 surat dan dalam 30 Juz yang sudah dibukukan dan bisa kita kenali sekarang dengan sebutan Al Qur'an. Dimana Al Qur'an merupakan tanda kasih sayang serta sebagai surat cinta dari Allah SWT, Tuhan yang telah membuat seluruh isi alam jagat raya ini beserta isinya yang penuh dengan keindahan, kehidupan dan kemakmuran, untuk sebagai petunjuk kepada ummat Nabi Muhammad SAW yang di kirim melalui perantara malaikat Jibril as. Dimana isi dari Al Qur'an itu sendiri mengandung tentang anjuran, larangan, berita gembira, kabar buruk, ancaman, janji Allah dan masih banyak lagi.
Alangkah sayangnya dan berdosanya kita jika membiarkan Al Qur'an yang ada dirumah kita dibiarkan menganggur begitu saja, disimpan ditempat yang sempit, ditaruh ditempat yang jorok, dibiarkan berada dibawah, ditumpuk oleh buku buku lain serta membiarkannya di bajui oleh debu. Pasti sudah menangis Al Qur'an tersebut jika Allah mengijinkannya untuk mempunyai mulut.
Maka dari itu pergunakanlah surat cinta dari Allah tersebut dengan baik, pelajari dan pahami, tinggikanlah, jadikanlah teman ditiap harinya, bawalah selalu jika kita pergi, tempatkanlah ditempat yang layak, jadikanlah teman cerita dalam kehidupan.
Allah berfirman:
"Kitab Al Qur'an ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa" Al Baqarah 2
Olehkarna itu mari sama-sama kita hidupkan sisa-sisa waktu kita ini untuk terus mengenal dan mempelajari Al Qur'an, sesungguhnya tiada yang dapat menolong kita dari azab kubur serta hari pembalasan kecuali karena Al Qur'an karim.
Semoga yang sedikit ini bermanfaat

Doa awal pembuka majelis dan akhir penutup majelis

1. Doa pembuka majelis















2. Doa penutup majelis


Minggu, 05 Januari 2014

Allah Menjawab Al-Fatihah hambaNya



Pada saat kita membaca surah Al-Fatihah sewaktu kita Shalat, banyak sekali orang yang cara membacanya tegesa-gesa tanpa spasi, dan seakan-akan ingin cepat menyelesaikan Shalatnya. Padahal disaat kita selesai membaca satu ayat dari surah Al-Fatihah tersebut, Allah menjawab setiap ucapan kita.

Dalam Sebuah Hadits Qudsi Allah SWT ber-Firman :
"Aku membagi Shalat menjadi dua bagian, untuk Aku dan untuk Hamba-Ku".

Artinya, tiga ayat diatas Iyyaka Na'budu Wa iyyaka nasta'in adalah Hak Allah, dan tiga ayat kebawahnya adalah urusan Hamba-Nya.

Ketika Kita mengucapkan "Alhamdulillahi Rabbil 'alamin". Allah menjawab :"Hamba-Ku telah memuji-Ku".

Ketika kita mengucapkan "Ar-Rahmanir-Rahim" , Allah menjawab : "Hamba-Ku telah mengaagungkan-Ku".

Ketika kita mengucapkan "Maliki yaumiddin" , Allah menjawab :"Hamba-Ku memuja-Ku"

Ketika kita mengucapkan “Iyyaka na’ budu wa iyyaka nasta’in” , Allah menjawab : “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku”.

Ketika kita mengucapkan “Ihdinash shiratal mustaqiim, Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghdhubi alaihim waladdhooliin.” , Allah menjawab : “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku. Akan Ku penuhi yang ia minta.” (H.R. Muslim dan At-Turmudzi)

Berhentilah sejenak setelah membaca setiap satu ayat. Rasakanlah jawaban indah dari Allah karena Allah sedang menjawab ucapan kita.

Selanjutnya kita ucapkan "Aamiin" dengan ucapan yang lembut, sebab Malaikatpun sedang mengucapkan hal yang sama dengan kita.

Barang siapa yang ucapan “Aamiin-nya” bersamaan dengan para Malaikat, maka Allah akan memberikan Ampunan kepada-Nya.”. (H.R Bukhari, muslim, Abu Dawud dan An-Nas).

7 KIAT SEHAT ALA RASULULLAH SAW



1. SELALU BANGUN SEBELUM SHUBUH. 
Rasul selalu mengajak ummatnya untuk bangun sebelumshubuh, melaksanakan sholat sunah dan sholat Fardhu,sholat shubuh berjamaah. Hal ini memberi hikmah ygmendalam antara lain : - Berlimpah pahala dari Allah - Kesegaran udara shubuh yg bagus u/ kesehatan misalu/ terapi penyakit TBC - Memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan

2. AKTIF MENJAGA KEBERSIHAN. 
Rasul selalu senantiasa rapi & bersih, tiap hari kamisatau Jumát beliau mencuci rambut2 halus di pipi,selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi. "Mandi pada hari Jumát adalah wajib bagi setiap orang2dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakaiharum-haruman"(HR Muslim)

3. TIDAK PERNAH BANYAK MAKAN. 
Sabda Rasul : "Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelumlapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidaksampai kekenyangan)"(Muttafaq Alaih) Dalam tubuh manusia ada 3 ruang untuk 3 benda :Sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dansepertiga lainnya untuk makanan. Bahkan ada satutarbiyyah khusus bagi ummat Islam dg adanya PuasaRamadhan untuk menyeimbangkan kesehatan

4. GEMAR BERJALAN KAKI. 
Rasul selalu berjalan kaki ke Masjid, Pasar, medan jihad, mengunjungi rumah sahabat, dansebagainya. Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir, pori2terbuka dan peredaran darah akan berjalan lancar. Inipenting untuk mencegah penyakit jantung

5. TIDAK PEMARAH. 
Nasihat Rasulullah : "Jangan Marah" diulangi hingga 3kali. Ini menunjukkan hakikat kesehatan dan kekuatanMuslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapilebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dankesehatan jiwa. Ada terapi yang tepat untuk menahan marah: - Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri makaduduk, dan bila duduk maka berbaring - Membaca Ta 'awwudz, karena marah itu dari Syaithon - Segeralah berwudhu - Sholat 2 Rokaat untuk meraih ketenangan danmenghilangkan kegundahan hati

6. OPTIMIS DAN TIDAK PUTUS ASA. 
Sikap optimis akan memberikan dampak psikologis yangmendalam bagi kelapangan jiwa sehingga tetap sabar,istiqomah dan bekerja keras, serta tawakal kepadaAllah SWT

7. TAK PERNAH IRI HATI DAN BURUK SANGKA. 
Untuk menjaga stabilitas hati & kesehatan jiwa,mentalitas maka menjauhi iri hati dan buruk sangkamerupakan tindakan preventif yang sangat tepat.

7 SUNNAH RASULULLAH



Hendaknya kita selalu menjaga tujuh sunnah Nabi setiap hari. Ketujuh sunnah Nabi SAW itu adalah:

1. Tahajjud

2.  membaca Al-Qur’an sebelum terbit matahari

3.
Jangan tinggalkan masjid terutama di waktu subuh

4.
shalat Dhuha

5.
sedekah setiap hari

6.
selalu dalam keadaan wudhu

7. istighfar setiap saat.