Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar dari Nabi bersabda, “Seorang
wanita masuk Neraka karena seekor kucing yang diikatnya. Dia tidak memberinya
makan dan tidak membiarkannya makan serangga bumi.”
Dalam riwayat di Bukhari, “Seorang wanita disiksa karena seekor
kucing yang dia kurung sampai mati. Dia masuk Neraka karenanya. Dia tidak
memberinya makan, dan minum sewaktu. Mengurungnya. Dia tidak pula membiarkannya
dia makan serangga bumi.”
Rasulullah telah melihat wanita yang mengikat kucing ini berada
di Neraka manakala beliau melihat Surga dan Neraka pada shalat gerhana. Dalam
Shahih Bukhari dari Asma binti Abu Bakar bahwa Rasulullah bersabda, “Lalu
Neraka mendekat kepadaku sehingga aku berkata, ‘Ya Rabbi, aku bersama mereka?’
Aku melihat seorang wanita. Aku menyangka wanita itu diserang oleh seekor kucing.
Aku bertanya, ‘Bagaimana ceritanya?’ Mereka berkata, ‘Dia menahannya sampai
mati kelaparan. Dia tidak memberinya makan dan tidak pula membiarkannya mencari
makan.” Nabi’ berkata, “Menurutku dia berkata, ‘Mencari makan dari serangga
bumi.” Muslim meriwayatkan hadis Rasulullah yang melihat seorang wanita yang
mengikat kucing berada di Neraka, dari Jabir. Di dalamnya terdapat keterangan
bahwa wanita itu berasal dari Bani Israil. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa
wanita itu berasal dari Himyar.
Ini adalah kisah wanita Himyariyah Israiliyah yang mengurung
seekor kucing, tetapi dia tidak memberinya makan dan minum hingga kucing itu
mati karena kelaparan dan kehausan. Ini menunjukkan kerasnya
tabiat wanita itu, betapa buruk akhlaknya, serta tiadanya belas kasih di hatinya. Dia sengaja menyakiti. Jika di hatinya terdapat belas kasih, niscaya dia melepaskan kucing itu. Dan sepertinya dia mengurungnya sepanjang siang dan malam. Ia merasakan haus dan lapar dengan suara yang memelas meminta bantuan dan pertolongan. Suara dengan ciri tersendiri yang dikenal oleh orang-orang yang mengenal suara. Akan tetapi, hati wanita ini telah membatu dan tidak terketuk oleh suara pilu kucing itu. Dia tidak menghiraukan harapan dan impiannya. Suara itu melemah, lalu seterusnya menghilang. Kucing itu mati. Ia mengadu kepada Tuhannya tentang kedzaliman manusia yang hatinya keras dan membatu.
tabiat wanita itu, betapa buruk akhlaknya, serta tiadanya belas kasih di hatinya. Dia sengaja menyakiti. Jika di hatinya terdapat belas kasih, niscaya dia melepaskan kucing itu. Dan sepertinya dia mengurungnya sepanjang siang dan malam. Ia merasakan haus dan lapar dengan suara yang memelas meminta bantuan dan pertolongan. Suara dengan ciri tersendiri yang dikenal oleh orang-orang yang mengenal suara. Akan tetapi, hati wanita ini telah membatu dan tidak terketuk oleh suara pilu kucing itu. Dia tidak menghiraukan harapan dan impiannya. Suara itu melemah, lalu seterusnya menghilang. Kucing itu mati. Ia mengadu kepada Tuhannya tentang kedzaliman manusia yang hatinya keras dan membatu.
Jika wanita ini ingin agar kucing ini tetap di rumahnya, dia
mungkin saja memberinya makan dan minum yang bisa menjaga hidupnya. Rasulullah
telah menyampaikan kepada kita bahwa kita meraih pahala dengan berbuat baik
kepada binatang. Jika dia enggan memberinya makan yang menjaganya dari hidup,
maka dia harus melepasnya dan membiarkannya bebas di bumi Allah yang luas. Ia
pasti mendapatkan makanan yang bisa menjaga hidupnya. Lebih-lebih, Allah telah
menyediakan rizki bagi kucing tersebut dari sisa-sisa makanan orang, begitu
pula serangga-serangga yang ditangkapnya.
Perbuatan ini telah mencelakakan wanita tersebut, sehingga dia
masuk Neraka. Rasulullah melihat kucing itu memburu wanita yang menahannya di
Neraka. Bekas-bekas cakaran tergores di wajah dan tubuhnya. Beliau melihat itu
manakala Surga dan Neraka diperlihatkan kepadanya pada saat shalat gerhana.